Jenis Morfem Bahasa Indonesia
JENIS MORFEM BAHASA INDONESIA
.Jenis Morfem Berdasarkan Kemampuan Berdistribusi
·
Bentuk bebas yaitu bentuk-bentuk yang dapat dipakai secara tersendiri dalam kalimat atau tuturan . Contohnya kamu, mana ,bisinis, dll. Bentuk terikat yaitu bentuk- bentuk linguistik yang berkondisi tidak dapat berdiri sendiri itU biasanya. Contohnya antara bentuk urus- dan –an pada kalimat selalu urusan bisinis tidak dapat disisipi bentuk lain apapun. Bentuk semibebas yaitu bentuk yang masih mempunyai kebebasan. Bentuk unik yaitu bentuk yang sangat terikat. Contohnya kata balau pada kalimat Modelnya kacau balau begini dari kuliah.
Dalam bahasa indonesia, bentuk-bentuk yang berkondisi terakhir ini ternyata masih dapat juga di kelompok-kelompokkan lagi. Kita ambil contoh misalnya bentuk dari urus, dan –an diatas. Ketiga bentuk itu sama-sama tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, namun satu dengan yang lain mempunyai perbedaan. Bentuk dari dalam kalimat dari mana kamu dapat terpisah dengan unsur yang mengikutinya. Hal itu terbukti dapatnya disisipi bentuk lain, misalnya arah, diantara bentuk dari dan mana sehingga menjadi dari arah mana kamu? Kondisi itu dapat terdapat pada bentuk urus- dan –an.
Antara bentuk urus- dan –an pada kalimat selalu urusan bisnis tidak dapat disisipi bentuk lain jenis apapun. Kedua bentuk terakhir ini benar- benar tidak dapat berdiri sendiri, baik dalam kedudukannya sebagai kalimat maupun sebagai kata yang menjadi unsur pembentuk kalimat. Bentuk- bentuk linguistik yang berkondisi seperti itu biasanya disebut sebagai bentuk terikat ( bound form atau bound morpheme) sedangkan bentyk yang masih mempunyai kebebasan, sebagaimana bentuk dari dikatakan sebagai bentuk semi bebas (semi-free form atau semi free morpheme).
Jenis Morfem Berdasarkan Produktivitasnya
Bentuk-bentuk linguistik dapat dijeniskan atas dasar kemampuannya membentuk kata-kata. Biasanya hanya dibatasipada morfem-morfem terikat, khusunya afiks.Pada dasarnya hanya afikslah bentuk linguistik segmental yang berugas membentuk kata baru yang cara kerjanya sistematik. Dalam bahasa indonesia, ada morfem afiks yang sangat produktif membentuk kata-kata baru, ada yang tak produktif, bahkan ada yang sedang cenderung produktif dan sedang cenderung tak produktif.
· Misalnya morfem afiks {ke-an} dapat membentuk kata baru : keterlaluan,keadilan,dll.
· Kondisi yang sama dialami Afiks {-em-},{-el-},dan {-er-} pada kata gemetar, telunjuk, dan gerigi.
· Kata Samsuri dalam morfologi dan Pembentukan kata(1988:18) bahwa ketiga afiks itu hanya mampu berproduksi saat dalam bahasa melayu dahulu,tetapi dalam bahasa Indonesia sekarang sama sekali tidak produktif. Afiks produktif (productive affix) adalah morfem afiks yang terus menerus mampu membentuk kata-kata baru. Afiks tak produktif (unproductive affix) adalah morfem afiks yang sudah tidak mampu lagi membentuk kata-kata baru.
Jenis Morfem Berdasarkan Relasi Antar Unsurnya
· Morfem utuh adalah morfem yang deretannya tidak terpisahkan. Morfem terbelah adalah morfem yang terpisah dalam pemakaiannya, seperti {ke-an}.Jenis morfem ini sering ditafsirkan orang, karena dikira bahwa morfem itu merupakan gabungan dari dua morfem. Anggapan tersebut tidak diakui karena morfem {ke-an} jelas membentuk satu kesatuan arti yang sama sekali berbeda dengan bagiannya.
Morfem-morfem segmental dalam bahasa Indonesia, ada yang unsur-unsurnya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam pemakaiannya, tetapi ada pula yang sebaliknya. Sebagai contoh, kita ambil kalimat kesuksesan selalu didambakan setiap manusia yang ingin maju. Kalimat itu terdiri atas delapan kata. Masing-masingnya, ada yang terdiri atas satu morfem, yaitu {selalu}, {manusia}, {yang}, {ingin}, {maju}; ada yang terdiri atas dua morfem, yaitu kesuksesan, setiap; dan, ada yang terdiri atas tiga morfem , yaitu didambakan.
Kata kesuksesan terdiri atas morfem {sukses} dan {ke-an}; kata setiap terdiri atas morfem {tiap} dan {se-}; dan, kata didambakan terdiri atas morfem {damba}, {di-}, dan {-kan}. Dalam pemakaiannya, unsur-unsur (dalam hal ini berupa fonem-fonem) yang membentuk morfem {selalu}, {manusia},{yang}, {ingin}, {maju}, {sukses}, {damba}, {se-}, {di-}, dan {-kan} merupakan deretan fonem yang tak terpisahkan antara satu dengan lainnya. Morfem yang deretan fonemnya tidak terpisah disebut morfem utuh. Akan tetapi, tidak demikian morfem (ke-an). Unsur-unsurnya terbelah dua dalam pemakaiannya, yaitu dua fonem pertama (/k/dan/e/) diletakkan di muka atau sebelum bentuk dasar (dalam hal ini morfem {sukses}), sedangkan dua fonem lainnya (yaitu /a/ dan /n/) diletakkan di belakang atau sesudah bentuk dasar. Morfem yang terpisah dalam pemakaiannya, seperti {ke-an} dinamakan morfem terbelah
Jenis Morfem Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, morfem bahasa Indonesia dapat dikelompokkan atas morfem yang berasal dari bahasa Indonesia asli, morfem yang berasal dari bahasa daerah yang berada di wilayah Indonesia, dan morfem yang berasal dari bahasa asing. Morfem yang berupa morfem bebas dan morfem dasar tidak dibicarakan disini sebab merupakann wilayah leksiologi. Morfem afiks yang berasal dari bahasa asli dapat digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu prefiks, infiks, sufiks, konfik
Kita tentu sudah mengetahui bahwa morfem-morfem afiks yang berasal dari bahasa Indonesia asli dapat di golongkan menjadi empat kelompok, yaitu prefiks, infiks, surfiks, dan konfliks. Yang tergolong prefiks adalah {meN-}, {ber-}, {peN-} dan sebagainya. Yamg tergolong infiks adalah {-el-}, {-em-}, dan {-er-}. Yang tergolong sufiks adalah {pe-an}, {ke-an} {per-an} dan masih banyak lagi. ( tambahkan contoh yang yang lain ).
Morfem-morfem afiks seperti {ke-} dalam ketawa, {pra-} dalam prasangka {-wan} dalam peragawan , {bi-} dalam bilingual, {non-} dalam nonpolitik, {-is} dalam pianis, {-isme} dalam kolonialisme, dan mega- dalam megaproyek, adalah morfem afiks serapan yang dipakai dalam bahasa indonesia masalahnya sekarang ialah apakah morfem afiks serapan sudah merupakan sistem bahasa indonesia ? maksudnya , apakah dalam pemakaianny sudah mengikuti aturan- aturan bahasa indonesia yang ada? Apabila belum berarti morfem-morfem afiks tersebut belum dapat dianggap sebagaii “keluarga” afiks bahasa indonesia. Kenyataan ini bukanlah sebagai praktek paham purisme,tetapi semata-mata didasarkan atas hakikat bahasa itu sendiri yang satu dengan lainya mempunyai eksistensi masing-masing. Oleh sebab itu, bahasa yang satu dengan lainya pati mempunyai kekhasan masing-masing.
·
.Jenis Morfem Berdasarkan Kemampuan Berdistribusi
·
Bentuk bebas yaitu bentuk-bentuk yang dapat dipakai secara tersendiri dalam kalimat atau tuturan . Contohnya kamu, mana ,bisinis, dll. Bentuk terikat yaitu bentuk- bentuk linguistik yang berkondisi tidak dapat berdiri sendiri itU biasanya. Contohnya antara bentuk urus- dan –an pada kalimat selalu urusan bisinis tidak dapat disisipi bentuk lain apapun. Bentuk semibebas yaitu bentuk yang masih mempunyai kebebasan. Bentuk unik yaitu bentuk yang sangat terikat. Contohnya kata balau pada kalimat Modelnya kacau balau begini dari kuliah.
Dalam bahasa indonesia, bentuk-bentuk yang berkondisi terakhir ini ternyata masih dapat juga di kelompok-kelompokkan lagi. Kita ambil contoh misalnya bentuk dari urus, dan –an diatas. Ketiga bentuk itu sama-sama tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, namun satu dengan yang lain mempunyai perbedaan. Bentuk dari dalam kalimat dari mana kamu dapat terpisah dengan unsur yang mengikutinya. Hal itu terbukti dapatnya disisipi bentuk lain, misalnya arah, diantara bentuk dari dan mana sehingga menjadi dari arah mana kamu? Kondisi itu dapat terdapat pada bentuk urus- dan –an.
Antara bentuk urus- dan –an pada kalimat selalu urusan bisnis tidak dapat disisipi bentuk lain jenis apapun. Kedua bentuk terakhir ini benar- benar tidak dapat berdiri sendiri, baik dalam kedudukannya sebagai kalimat maupun sebagai kata yang menjadi unsur pembentuk kalimat. Bentuk- bentuk linguistik yang berkondisi seperti itu biasanya disebut sebagai bentuk terikat ( bound form atau bound morpheme) sedangkan bentyk yang masih mempunyai kebebasan, sebagaimana bentuk dari dikatakan sebagai bentuk semi bebas (semi-free form atau semi free morpheme).
Jenis Morfem Berdasarkan Produktivitasnya
Bentuk-bentuk linguistik dapat dijeniskan atas dasar kemampuannya membentuk kata-kata. Biasanya hanya dibatasipada morfem-morfem terikat, khusunya afiks.Pada dasarnya hanya afikslah bentuk linguistik segmental yang berugas membentuk kata baru yang cara kerjanya sistematik. Dalam bahasa indonesia, ada morfem afiks yang sangat produktif membentuk kata-kata baru, ada yang tak produktif, bahkan ada yang sedang cenderung produktif dan sedang cenderung tak produktif.
· Misalnya morfem afiks {ke-an} dapat membentuk kata baru : keterlaluan,keadilan,dll.
· Kondisi yang sama dialami Afiks {-em-},{-el-},dan {-er-} pada kata gemetar, telunjuk, dan gerigi.
· Kata Samsuri dalam morfologi dan Pembentukan kata(1988:18) bahwa ketiga afiks itu hanya mampu berproduksi saat dalam bahasa melayu dahulu,tetapi dalam bahasa Indonesia sekarang sama sekali tidak produktif. Afiks produktif (productive affix) adalah morfem afiks yang terus menerus mampu membentuk kata-kata baru. Afiks tak produktif (unproductive affix) adalah morfem afiks yang sudah tidak mampu lagi membentuk kata-kata baru.
Jenis Morfem Berdasarkan Relasi Antar Unsurnya
· Morfem utuh adalah morfem yang deretannya tidak terpisahkan. Morfem terbelah adalah morfem yang terpisah dalam pemakaiannya, seperti {ke-an}.Jenis morfem ini sering ditafsirkan orang, karena dikira bahwa morfem itu merupakan gabungan dari dua morfem. Anggapan tersebut tidak diakui karena morfem {ke-an} jelas membentuk satu kesatuan arti yang sama sekali berbeda dengan bagiannya.
Morfem-morfem segmental dalam bahasa Indonesia, ada yang unsur-unsurnya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam pemakaiannya, tetapi ada pula yang sebaliknya. Sebagai contoh, kita ambil kalimat kesuksesan selalu didambakan setiap manusia yang ingin maju. Kalimat itu terdiri atas delapan kata. Masing-masingnya, ada yang terdiri atas satu morfem, yaitu {selalu}, {manusia}, {yang}, {ingin}, {maju}; ada yang terdiri atas dua morfem, yaitu kesuksesan, setiap; dan, ada yang terdiri atas tiga morfem , yaitu didambakan.
Kata kesuksesan terdiri atas morfem {sukses} dan {ke-an}; kata setiap terdiri atas morfem {tiap} dan {se-}; dan, kata didambakan terdiri atas morfem {damba}, {di-}, dan {-kan}. Dalam pemakaiannya, unsur-unsur (dalam hal ini berupa fonem-fonem) yang membentuk morfem {selalu}, {manusia},{yang}, {ingin}, {maju}, {sukses}, {damba}, {se-}, {di-}, dan {-kan} merupakan deretan fonem yang tak terpisahkan antara satu dengan lainnya. Morfem yang deretan fonemnya tidak terpisah disebut morfem utuh. Akan tetapi, tidak demikian morfem (ke-an). Unsur-unsurnya terbelah dua dalam pemakaiannya, yaitu dua fonem pertama (/k/dan/e/) diletakkan di muka atau sebelum bentuk dasar (dalam hal ini morfem {sukses}), sedangkan dua fonem lainnya (yaitu /a/ dan /n/) diletakkan di belakang atau sesudah bentuk dasar. Morfem yang terpisah dalam pemakaiannya, seperti {ke-an} dinamakan morfem terbelah
Jenis Morfem Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, morfem bahasa Indonesia dapat dikelompokkan atas morfem yang berasal dari bahasa Indonesia asli, morfem yang berasal dari bahasa daerah yang berada di wilayah Indonesia, dan morfem yang berasal dari bahasa asing. Morfem yang berupa morfem bebas dan morfem dasar tidak dibicarakan disini sebab merupakann wilayah leksiologi. Morfem afiks yang berasal dari bahasa asli dapat digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu prefiks, infiks, sufiks, konfik
Kita tentu sudah mengetahui bahwa morfem-morfem afiks yang berasal dari bahasa Indonesia asli dapat di golongkan menjadi empat kelompok, yaitu prefiks, infiks, surfiks, dan konfliks. Yang tergolong prefiks adalah {meN-}, {ber-}, {peN-} dan sebagainya. Yamg tergolong infiks adalah {-el-}, {-em-}, dan {-er-}. Yang tergolong sufiks adalah {pe-an}, {ke-an} {per-an} dan masih banyak lagi. ( tambahkan contoh yang yang lain ).
Morfem-morfem afiks seperti {ke-} dalam ketawa, {pra-} dalam prasangka {-wan} dalam peragawan , {bi-} dalam bilingual, {non-} dalam nonpolitik, {-is} dalam pianis, {-isme} dalam kolonialisme, dan mega- dalam megaproyek, adalah morfem afiks serapan yang dipakai dalam bahasa indonesia masalahnya sekarang ialah apakah morfem afiks serapan sudah merupakan sistem bahasa indonesia ? maksudnya , apakah dalam pemakaianny sudah mengikuti aturan- aturan bahasa indonesia yang ada? Apabila belum berarti morfem-morfem afiks tersebut belum dapat dianggap sebagaii “keluarga” afiks bahasa indonesia. Kenyataan ini bukanlah sebagai praktek paham purisme,tetapi semata-mata didasarkan atas hakikat bahasa itu sendiri yang satu dengan lainya mempunyai eksistensi masing-masing. Oleh sebab itu, bahasa yang satu dengan lainya pati mempunyai kekhasan masing-masing.
·
Komentar
Posting Komentar