Morfologi dan Ilmu Kebahasaan lain, Unsur (Kontruksi Kata)

Morfologi dan Ilmu Kebahasaan Lain, Unsur (Kontruksi Kata)


Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk’.didalam kajian linguistik, morfologi berarti ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk dan pembentukan kata.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata serta pengaruh perubahan perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari selik beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik
Verhaar (1984:52) berpendapat bahwa morfologi adalah bidang  linguistik yang mempelajari susunan bagian kata secara gramatikal. Begitu pula Kridalaksana(1984:129) yang mengemukakanbahwa morfologi, yaitu (1) bidang lingustik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya: (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup bagian –bagian kata, yaitu morfem.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut,dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan morfem satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata. Perubahan –perubahan bentuk kata memyebabkan perubahan golongan dan arti kata. Golongan kata sepeda termasuk golongn kata nominal, sedangkan kata bersepeda termasuk golongan kata verbal. Demikian pula kata rumah dan berumah. Kata rumah termasuk golongan kata nominal kata berumah termasuk kata verbal.
Menurut keraf (1980), morfologi adalah bagian tata bahasa yang membicarakan bentuk kata. Pengertian dari bentuk kata belum jelas bila kita belum mengetahui lebih lanjut tentang wujudnya dan apa yang akan menjadi ciri-cirinya.
 Morfologi dalam Linguistik
Di dalam hierarki linguistik, kajian morfologi berada di antara kajian fonlogi dan sintaksis seperti tampak pada bagian berikut:
Wacana
Sintaksis
Morfologi
Fonologi

Sebagai kajian yang terletak di antara kajian fonologi dan sintaksis, maka kajian morfologi itu mempunyai kaitan baiak dengan fonologi maupun dengan sintaksis. Keterkaitannya dengan fonologi jelas dengan adanya kajian yang disebut morfonologi atau morfonemik yaitu ilmu yang mengkaji terjadinya perubahan fonem akibat adanya proses morfologi, seperti munculnya fonem /y/ pada dasar hari bila disufik-an
Hari + an  = (hariyan)
Atau pindahnya konsonan /b/ pada jawab apabila diberi sufiks-an
Jawab +an  =ja.wa.ban
Lalu keterkaitan antara morfologi dan sintaksis tampak dengan adanya kajian yang disebut morfosintaksis (dari gabungan kata morfologi dan sintaksis). Keterkaitan ini karena adanya masalah morfologi yang perlu dibicarakan bersama dengan masaklah sintaksiss.
 Morfologi dan Ilmu Kebahasaan Lain
Sebagai ilmu yang mengambil salah satu bagian dari kebahasaan, tentu saja morfologi mempunyai hubungan dengan ilmu kebahsaan lainnya, seperti:
1. Dengan Leksikologi
Dari namanya saja jelas bahwa morfologi ilmu tentang bentuk dan pembentukan kata, sedangkan leksikologi adalah ilmu mengenai leksikon yang satunya disebut leksem. Morfologi lebih mengarah pada masalah proses pembentukan kata, sedangkan leksikologi lebih mengarah pada kata yang sudah jadi, baik terbentuk secara arbitrer, maupun yang terbentuk sebagai hasil proses morfologi.
2. Dengan Leksikografi
Sebenarnya leksikografi adalah kelanjutan kerja dari leksikologi, dalam arti kalau hasil kerja leksikologi di tuliskan, maka proses kerja penulisan itu adalah disebut leksikografi dan hasilnya adalah sebuah kamus.  Jelas, dalam proses menyusun kamu bidang morfologi ini memegang peran penting. Sebagai besar proses penyusunan kamus “Mengurusi” masalah bentuk dan pembentukan kata; dan yang sebagian lagi adalah berkenaan dengan kerja penyusunan definisi, atau penjelaasan mengenai makna kata..
3. Dengan Etimologi
Morfologi membicarakan tentang proses pembentukan kata yang berlaku secara umum sebagai suatu sistem berkaidah sedangkan etimologi membicarakan pembentukan atau terbentuknya kata atau asal-usul yang tidak berkaidah, misalnya, kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani syn yang artinya dengan “dan kata bahasa Yunani Onoma yang berarti nama”.
4. Dengan Filologi
Morfologi membicarakan tentang proses pembentukan kata dari sebuah dasar melaui salah satu proses morfologi sehingga menjadi kata sedangkan Filologi membicarakan kata yang terdapat dalam naskah dalam kaitannya dengan sejarah dan budaya.
Berikut akan dibahas ihwal keterkaitan morfologi dengan dua cabangilmu bahasa lainnya.
a) Keterkaitan Morfologi dengan Fonologi
Fonologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang menyelidiki ilmu bunyi bahasa secara umum. Bagaimana bunyi bahasa itu dihasilkan oleh alat ucap manusia, mana sajakah jenis-jenis bunyi bahasa itu, dan apakah fungsi bunyi bahasa dalam ujaran, dipelajari dalam studi fonologi.
1. Fonetik
Fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa dalam tuturan, serta mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu di hasilkan oleh alat ucap manusia. Misalnya, bunyi /e/ se-rong, so-re, be-sok, dan dilafalkan [↋] jika berada dala suku kata tertutup seperi dalam dompet, loket,dan tokek.
2. Fonemik
Fonemik dalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahsa yang berfungsi membedakan arti. Bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi membedakan arti kata disebut fonem.
Keterkaitan Morfologi dengan Sintaksis
     Struktur kalimat menentukan struktur kata atau bisa juga dikatakan sebaliknya, bahwa struktur kalimat ditentukan oleh struktur kata. Perumusan-perumusan jenis kalimat berikut merupakan bukti-buktinya.
1. Kalimat Pasif Umum adalah kalimat pasif yang predikatnya berupa kata kerja yang berimbuhan di-, seperti kalimat, puisi itu ditulis oleh Toto Sudarso Bahtiar.
2. Kalimat Dwitransif adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerjayang diikuti dua objek, seperti kalimat, karyawan itu membukakan bosnya pintu ruangan.
Objek Kajian Morfologi
Objek kajian morfologi adalah satuan-satuan morfologi, proses-proses morfologi, dan alat-alat dalam proses morfologi itu. Satuan morfologi adalah
1. Morfem (akar atau afiks)
2. Kata.
Lalu proses morfologi melibatkan komponen:
1. Dasar (bentuk dasar)
2. Alat Pembentukb(afiks, duplikasi, komposisi, akronomisasi, dan konversi)
3. Makna Gramatikal.
  Struktur, Sistem, dan Distribusi Morfologi
De Saussure membedakan adanya dua macam hubungan yang terdapat antara satuan-satuan bahasa, yaitu hubungan sintagmatik dan hubungan asosiatif. Yang dimaksud dengan hubungan sintagmatik adalah hubungan yang terdapat antara satuan-satuan bahasa di dalam kalimat yang konkret tertentu sedangkan hubungan assosiatif adalah hubungan antara satuan-satuan bahasa dalam kalimat tertentu dengan yang terdapat di dalam kalimat lainnya. Jadi, kalau hubungan sintagmatik bersifat linear karena satuan-satuan tersebut berada dalam satu ujaran (kalimat) sedangkan hubungan asosiatif tidak bersifat linear karena berada dalam ujaran atau kalimat yang lain.

  Model/Teknik Analisis Morfologi
Dalam kajian morfologi ada beberapa model atau teknik dalam menganalisi satuan-satuan morfologi. Di antaranya  (a) teknik analisis unsur bawahan langsung (Imme Constituent Analysis), (b) Model Kata dan Paradigma (Word and Paradigma Mode), (c) Model tata nama (Name and Arrengement Model), (d) Model proses (Name and Prosess Model). Teknik analisis unsur bawahan langsung (Immediate Constituent Analysis) pada dasarnya menyatakan bahwa setiap satuan-satuan bahasa (yang bukan akar) terdiri atas dua unsur langsung yang membangun satuan bahasa itu. Misalnya bentuk pekerja terdiri dari unsur langsung pe- dan kerja, bentuk makanan terdir dari unsur langsung makan dan –an, dan bentuk pertemuan terdiri dari unsur langsung temu dan Pembaca
Membaca
Bacaan
Terbaca
Pembacaan
Dalam model tata nama disajikan unsur-unsur gramatikal, yakni morfem, serta diperlihatkan bagaimana hubungan di antara unsur-unsur itu. Kata pembaca, misalnya, terjadi dari morfem afiks pe-dan morfem baca dan kata bacaan terjadi dari morfem baca dan morfem sufiks-an.
 Unsur Atau Konstruksi Kata
Konstruksi morfologi adalah bentukan dari pada kata yang mungkin merupakan morfem tunggal atau gabungan antara morfem yang satu dengan morfem yang satu. Pengertian infleksi adalah perubahan bentuk kata tanpa mengubah identitas leksikal kata itu dengn atau tanpa mengubah kelas katanya. Secara khusus perubahan bentuk sebuah kata kerja dengan tepat mempertahankan identitas kata kerja itu, sama saja artinya dengan mengubah bentuk kata itu, tetapi makna kata seperti yang terkandung dalam kata itu tidak berubah, seperti contoh dibawah ini :
Menulis- ditulis- kutulis- kau tulis- kami tulis
Melihat- dilihat- kulihat- kau lihat- kami lihat
Mencari- dicari- kucari- kau cari- kami cari
Memukul- dipukul- kupukul- kau pukul- kami pukul
Bentuk kata menulis, melihat, membaca, mencari, dan memukul beserta semua variasinya itu adlah infleksi karena identitas kata tersebut sebagai kata kerja dengan pengertian yang ada pada tiap bentuk kata itu tidak berubah, kecuali betuk terkait me- yang secara berurutan diganti dengan di-, ku-, kau-, dan kami- yang mengubah pengertian pelakunya.
Derivasi adalah suatu perubahan proses kelas kata (kata kerja) dengan atau pemindshan kelas kata. Perubahan kata kerja mendengar menjadi mendengarkan atau melihat menjadi perlihatkan adalah derivasi tanpa mengubah kelas kata. Derivasi dapat dilihat dari berbagai jenis yaitu antara lain sebagai beriku.
1. Derivasi internal
proses mengubah verba tanpa mengubah kelas katanya, namun identitas leksikalnya berubah. Bentuk yang baru ini mengalami infleksi seperti bentuk asalnya misal : membuat-membuatkan, melihat-memperlihatkan, melompat-melompatkan-melompati, menyerah-menyerahkan-menyerah.
2. Derivasi adverbal
proses perubahan kelas kata kerja menjadi kelas-kelas lain yaitu kata benda, kata sifat, atau kata tugas sebagai berikut : 1. Nomina deverbal pemindahan kelas kerja ke kata benda dapat di lakukan dengan mempergunakan morfem-morfem terikat contohnya : menyanyi-penyanyi-nyanyian, mendengar-pendengar-pendengaran-kedengaran, berjalan-pejalan-perjalanan-jalanan, membaca-pembaca-pembacaan-bacaan. 2. ) adjective deverbal dalam beberapa kasus dan beberapa kata kerja yang sebenarnya merupakan derivasi dari kata sifat yang dapat di transposisikan lagi kedalam kata sifat. Dalam status kata sifat tersebuta diperluas dengan unsur-unsur yang biasa dikenakan ada kata sifat contohnya : ia menyenangkan kami dengan sebuah atraksi. Menurut Nida dikutif ba’dulu dan Herman (2015:11) perbedaan antara fleksi dan derivasi adalah sebagai berikut
1. Infleksi
Cenderung merupakan formasi luar, muncul lebih jauh dari steamketimbang afiks derivasi. Cenderung kurang berfariasi namun dengan distribusi yang sangat luas digunakan untuk mencocokan kata-kata bagi pemakaian sintaksis, namun tdk pernah mengubah kelas kata
2. Derivasi
Cenderung merupakan formasi dalam, muncul lebih dekat ke steam ketimbang afiks derivasi. Cenderung lebih bervariasidengan distribusi yang terbatas. Digunakan untuk menetapkan kata-kata dalam suatu kelas dan umumnya mengubah kelas kata.
Frase endosentris dan eksosentris
Frase endosentris adalah frase yang memiliki kesamaan distribusi dengan unsurnya baik keseluruhan unsurnya maupun hanya salah satu unsurnya.
Frase endesentris di bagi menjadi 3 jenis yaitu
 1. Frase endosentris koordinatif adalah frasa endosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen yang setara.
 2. Frase endosentris atributif adalah frasa yang atributif merupakan frasa endometris yang terdiri atas konstituen-konstituen tidak setara.
3. Frasa endosentris apositif adalah merupakan frasa yang mirip dengan frasa endosentris dan koordinatif dalam masing-masing konstituennya dapat saling menggantikan, misalnya kalimat  Presiden Amerika Barack Obama datang di Auditorium Unnes.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul.2008.Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyono, Iyo. 2013. Morfologi. Bandung: CV Yrama Widya.
Endangayu15.blogspot.com diunduh pada tanggal 25 september pukul 14.00 Wib
n Ilmu Kebahasaan Lain, Unsur (Kontruksi Kata)
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti ‘bentuk’ dan kata logi yang berarti ‘ilmu’. Jadi secara harfiah kata morfologi berarti ‘ilmu mengenai bentuk’.didalam kajian linguistik, morfologi berarti ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk dan pembentukan kata.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata serta pengaruh perubahan perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari selik beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik
Verhaar (1984:52) berpendapat bahwa morfologi adalah bidang  linguistik yang mempelajari susunan bagian kata secara gramatikal. Begitu pula Kridalaksana(1984:129) yang mengemukakanbahwa morfologi, yaitu (1) bidang lingustik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya: (2) bagian dari struktur bahasa yang mencakup bagian –bagian kata, yaitu morfem.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut,dapat disimpulkan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan morfem satu dengan morfem yang lain untuk membentuk sebuah kata. Perubahan –perubahan bentuk kata memyebabkan perubahan golongan dan arti kata. Golongan kata sepeda termasuk golongn kata nominal, sedangkan kata bersepeda termasuk golongan kata verbal. Demikian pula kata rumah dan berumah. Kata rumah termasuk golongan kata nominal kata berumah termasuk kata verbal.
Menurut keraf (1980), morfologi adalah bagian tata bahasa yang membicarakan bentuk kata. Pengertian dari bentuk kata belum jelas bila kita belum mengetahui lebih lanjut tentang wujudnya dan apa yang akan menjadi ciri-cirinya.
 Morfologi dalam Linguistik
Di dalam hierarki linguistik, kajian morfologi berada di antara kajian fonlogi dan sintaksis seperti tampak pada bagian berikut:
Wacana
Sintaksis
Morfologi
Fonologi

Sebagai kajian yang terletak di antara kajian fonologi dan sintaksis, maka kajian morfologi itu mempunyai kaitan baiak dengan fonologi maupun dengan sintaksis. Keterkaitannya dengan fonologi jelas dengan adanya kajian yang disebut morfonologi atau morfonemik yaitu ilmu yang mengkaji terjadinya perubahan fonem akibat adanya proses morfologi, seperti munculnya fonem /y/ pada dasar hari bila disufik-an
Hari + an  = (hariyan)
Atau pindahnya konsonan /b/ pada jawab apabila diberi sufiks-an
Jawab +an  =ja.wa.ban
Lalu keterkaitan antara morfologi dan sintaksis tampak dengan adanya kajian yang disebut morfosintaksis (dari gabungan kata morfologi dan sintaksis). Keterkaitan ini karena adanya masalah morfologi yang perlu dibicarakan bersama dengan masaklah sintaksiss.
 Morfologi dan Ilmu Kebahasaan Lain
Sebagai ilmu yang mengambil salah satu bagian dari kebahasaan, tentu saja morfologi mempunyai hubungan dengan ilmu kebahsaan lainnya, seperti:
1. Dengan Leksikologi
Dari namanya saja jelas bahwa morfologi ilmu tentang bentuk dan pembentukan kata, sedangkan leksikologi adalah ilmu mengenai leksikon yang satunya disebut leksem. Morfologi lebih mengarah pada masalah proses pembentukan kata, sedangkan leksikologi lebih mengarah pada kata yang sudah jadi, baik terbentuk secara arbitrer, maupun yang terbentuk sebagai hasil proses morfologi.
2. Dengan Leksikografi
Sebenarnya leksikografi adalah kelanjutan kerja dari leksikologi, dalam arti kalau hasil kerja leksikologi di tuliskan, maka proses kerja penulisan itu adalah disebut leksikografi dan hasilnya adalah sebuah kamus.  Jelas, dalam proses menyusun kamu bidang morfologi ini memegang peran penting. Sebagai besar proses penyusunan kamus “Mengurusi” masalah bentuk dan pembentukan kata; dan yang sebagian lagi adalah berkenaan dengan kerja penyusunan definisi, atau penjelaasan mengenai makna kata..
3. Dengan Etimologi
Morfologi membicarakan tentang proses pembentukan kata yang berlaku secara umum sebagai suatu sistem berkaidah sedangkan etimologi membicarakan pembentukan atau terbentuknya kata atau asal-usul yang tidak berkaidah, misalnya, kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani syn yang artinya dengan “dan kata bahasa Yunani Onoma yang berarti nama”.
4. Dengan Filologi
Morfologi membicarakan tentang proses pembentukan kata dari sebuah dasar melaui salah satu proses morfologi sehingga menjadi kata sedangkan Filologi membicarakan kata yang terdapat dalam naskah dalam kaitannya dengan sejarah dan budaya.
Berikut akan dibahas ihwal keterkaitan morfologi dengan dua cabangilmu bahasa lainnya.
a) Keterkaitan Morfologi dengan Fonologi
Fonologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang menyelidiki ilmu bunyi bahasa secara umum. Bagaimana bunyi bahasa itu dihasilkan oleh alat ucap manusia, mana sajakah jenis-jenis bunyi bahasa itu, dan apakah fungsi bunyi bahasa dalam ujaran, dipelajari dalam studi fonologi.
1. Fonetik
Fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa dalam tuturan, serta mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu di hasilkan oleh alat ucap manusia. Misalnya, bunyi /e/ se-rong, so-re, be-sok, dan dilafalkan [↋] jika berada dala suku kata tertutup seperi dalam dompet, loket,dan tokek.
2. Fonemik
Fonemik dalah ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahsa yang berfungsi membedakan arti. Bunyi-bunyi bahasa yang berfungsi membedakan arti kata disebut fonem.
Keterkaitan Morfologi dengan Sintaksis
     Struktur kalimat menentukan struktur kata atau bisa juga dikatakan sebaliknya, bahwa struktur kalimat ditentukan oleh struktur kata. Perumusan-perumusan jenis kalimat berikut merupakan bukti-buktinya.
1. Kalimat Pasif Umum adalah kalimat pasif yang predikatnya berupa kata kerja yang berimbuhan di-, seperti kalimat, puisi itu ditulis oleh Toto Sudarso Bahtiar.
2. Kalimat Dwitransif adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerjayang diikuti dua objek, seperti kalimat, karyawan itu membukakan bosnya pintu ruangan.
Objek Kajian Morfologi
Objek kajian morfologi adalah satuan-satuan morfologi, proses-proses morfologi, dan alat-alat dalam proses morfologi itu. Satuan morfologi adalah
1. Morfem (akar atau afiks)
2. Kata.
Lalu proses morfologi melibatkan komponen:
1. Dasar (bentuk dasar)
2. Alat Pembentukb(afiks, duplikasi, komposisi, akronomisasi, dan konversi)
3. Makna Gramatikal.
  Struktur, Sistem, dan Distribusi Morfologi
De Saussure membedakan adanya dua macam hubungan yang terdapat antara satuan-satuan bahasa, yaitu hubungan sintagmatik dan hubungan asosiatif. Yang dimaksud dengan hubungan sintagmatik adalah hubungan yang terdapat antara satuan-satuan bahasa di dalam kalimat yang konkret tertentu sedangkan hubungan assosiatif adalah hubungan antara satuan-satuan bahasa dalam kalimat tertentu dengan yang terdapat di dalam kalimat lainnya. Jadi, kalau hubungan sintagmatik bersifat linear karena satuan-satuan tersebut berada dalam satu ujaran (kalimat) sedangkan hubungan asosiatif tidak bersifat linear karena berada dalam ujaran atau kalimat yang lain.

  Model/Teknik Analisis Morfologi
Dalam kajian morfologi ada beberapa model atau teknik dalam menganalisi satuan-satuan morfologi. Di antaranya  (a) teknik analisis unsur bawahan langsung (Imme Constituent Analysis), (b) Model Kata dan Paradigma (Word and Paradigma Mode), (c) Model tata nama (Name and Arrengement Model), (d) Model proses (Name and Prosess Model). Teknik analisis unsur bawahan langsung (Immediate Constituent Analysis) pada dasarnya menyatakan bahwa setiap satuan-satuan bahasa (yang bukan akar) terdiri atas dua unsur langsung yang membangun satuan bahasa itu. Misalnya bentuk pekerja terdiri dari unsur langsung pe- dan kerja, bentuk makanan terdir dari unsur langsung makan dan –an, dan bentuk pertemuan terdiri dari unsur langsung temu dan Pembaca
Membaca
Bacaan
Terbaca
Pembacaan
Dalam model tata nama disajikan unsur-unsur gramatikal, yakni morfem, serta diperlihatkan bagaimana hubungan di antara unsur-unsur itu. Kata pembaca, misalnya, terjadi dari morfem afiks pe-dan morfem baca dan kata bacaan terjadi dari morfem baca dan morfem sufiks-an.
 Unsur Atau Konstruksi Kata
Konstruksi morfologi adalah bentukan dari pada kata yang mungkin merupakan morfem tunggal atau gabungan antara morfem yang satu dengan morfem yang satu. Pengertian infleksi adalah perubahan bentuk kata tanpa mengubah identitas leksikal kata itu dengn atau tanpa mengubah kelas katanya. Secara khusus perubahan bentuk sebuah kata kerja dengan tepat mempertahankan identitas kata kerja itu, sama saja artinya dengan mengubah bentuk kata itu, tetapi makna kata seperti yang terkandung dalam kata itu tidak berubah, seperti contoh dibawah ini :
Menulis- ditulis- kutulis- kau tulis- kami tulis
Melihat- dilihat- kulihat- kau lihat- kami lihat
Mencari- dicari- kucari- kau cari- kami cari
Memukul- dipukul- kupukul- kau pukul- kami pukul
Bentuk kata menulis, melihat, membaca, mencari, dan memukul beserta semua variasinya itu adlah infleksi karena identitas kata tersebut sebagai kata kerja dengan pengertian yang ada pada tiap bentuk kata itu tidak berubah, kecuali betuk terkait me- yang secara berurutan diganti dengan di-, ku-, kau-, dan kami- yang mengubah pengertian pelakunya.
Derivasi adalah suatu perubahan proses kelas kata (kata kerja) dengan atau pemindshan kelas kata. Perubahan kata kerja mendengar menjadi mendengarkan atau melihat menjadi perlihatkan adalah derivasi tanpa mengubah kelas kata. Derivasi dapat dilihat dari berbagai jenis yaitu antara lain sebagai beriku.
1. Derivasi internal
proses mengubah verba tanpa mengubah kelas katanya, namun identitas leksikalnya berubah. Bentuk yang baru ini mengalami infleksi seperti bentuk asalnya misal : membuat-membuatkan, melihat-memperlihatkan, melompat-melompatkan-melompati, menyerah-menyerahkan-menyerah.
2. Derivasi adverbal
proses perubahan kelas kata kerja menjadi kelas-kelas lain yaitu kata benda, kata sifat, atau kata tugas sebagai berikut : 1. Nomina deverbal pemindahan kelas kerja ke kata benda dapat di lakukan dengan mempergunakan morfem-morfem terikat contohnya : menyanyi-penyanyi-nyanyian, mendengar-pendengar-pendengaran-kedengaran, berjalan-pejalan-perjalanan-jalanan, membaca-pembaca-pembacaan-bacaan. 2. ) adjective deverbal dalam beberapa kasus dan beberapa kata kerja yang sebenarnya merupakan derivasi dari kata sifat yang dapat di transposisikan lagi kedalam kata sifat. Dalam status kata sifat tersebuta diperluas dengan unsur-unsur yang biasa dikenakan ada kata sifat contohnya : ia menyenangkan kami dengan sebuah atraksi. Menurut Nida dikutif ba’dulu dan Herman (2015:11) perbedaan antara fleksi dan derivasi adalah sebagai berikut
1. Infleksi
Cenderung merupakan formasi luar, muncul lebih jauh dari steamketimbang afiks derivasi. Cenderung kurang berfariasi namun dengan distribusi yang sangat luas digunakan untuk mencocokan kata-kata bagi pemakaian sintaksis, namun tdk pernah mengubah kelas kata
2. Derivasi
Cenderung merupakan formasi dalam, muncul lebih dekat ke steam ketimbang afiks derivasi. Cenderung lebih bervariasidengan distribusi yang terbatas. Digunakan untuk menetapkan kata-kata dalam suatu kelas dan umumnya mengubah kelas kata.
Frase endosentris dan eksosentris
Frase endosentris adalah frase yang memiliki kesamaan distribusi dengan unsurnya baik keseluruhan unsurnya maupun hanya salah satu unsurnya.
Frase endesentris di bagi menjadi 3 jenis yaitu
 1. Frase endosentris koordinatif adalah frasa endosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen yang setara.
 2. Frase endosentris atributif adalah frasa yang atributif merupakan frasa endometris yang terdiri atas konstituen-konstituen tidak setara.
3. Frasa endosentris apositif adalah merupakan frasa yang mirip dengan frasa endosentris dan koordinatif dalam masing-masing konstituennya dapat saling menggantikan, misalnya kalimat  Presiden Amerika Barack Obama datang di Auditorium Unnes.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul.2008.Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyono, Iyo. 2013. Morfologi. Bandung: CV Yrama Widya.
Endangayu15.blogspot.com diunduh pada tanggal 25 september pukul 14.00 Wib

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Morfem Berdasarkan Jumlah Fonem Yang Menjadi Unsurnya

Afiksasi Pembentukan Verba